BRTV

brtv-logo
brtv-logo

Jakarta, 7 Februari 2025 – Memperingati hari jadi yang ke-51 tahun, Teater Keliling kembali menggelar teater musikal berjudul MIRAH. Sebelumnya, komunitas teater ini sukses menampilkan teater musikal Mega-Mega, adaptasi dari cerita karya Arifin C.Noer dan berhasil memberi kesan memukau pada ribuan penonton yang hadir di Gedung Kesenian Jakarta, Februari, 2024 lalu.

Menggarap teater musikal baru, Teater Keliling telah melakukan sesi press conference yang dihadiri oleh 27 sponsor, 41 media, dan 27 komunitas, pada hari Rabu, 5 Februari 2025, di Galeri Indonesia Kaya. Dalam press conference tersebut, terdapat penampilan beberapa lagu MIRAH oleh para talent, seperti lagu Telor Dadar, Wanita Terhormat, dan Tempat di Hati. Serta, sesi tanya jawab dengan para talent dan orang-orang penting di balik MIRAH.

Konferensi Pers tersebut dilakukan dengan maksud memperkenalkan teater musikal MIRAH, karya original dari Teater Keliling yang ditulis oleh Dolfry Inda Suri selaku produser, dibuat sempurna oleh Rudolf Puspa selaku sutradara, Ir. Dery Sirna selaku produser eksekutif, dan Haikal Ilmi Akbar sebagai Manajer Produksi. 

Tidak hanya itu, pagelaran teater musikal MIRAH juga akan semakin spektakuler karena adanya sentuhan tangan dari orang-orang yang ahli di bidangnya. Untuk musik dan lagu-lagu, Teater Keliling tengah bekerjasama dengan Ruang Bunyi Production yang berisikan Andro Regantoro atau yang kita kenal sebagai pemain bass Band Nidji dan Chikita Amanda. Lirik beberapa lagu MIRAH juga turut dibantu oleh Helmi Taher, Dolfry Inda Suri, Dinda Mutiasari dan Turiano Simatupang. Terkait pengolahan vokal dan pencarian cast, Teater Keliling bekerjasama dengan sekolah musik Bina Musik Jakarta, sekolah yang didirikan oleh Julius Firdaus dan Clarentia Prameta yang juga turut melatih para cast, bersama dengan Angkasa Thulo, salah satu guru Bina Musik Jakarta yang aktif di dunia teater dan film.

Beralih ke gerak tubuh, teater musikal MIRAH memilih nama Lian Saputra, Haikal Ilmi dan Galuh Agata, untuk menjadi pembuat dan pelatih tari. Ketiga nama tersebut merupakan orang-orang berkompeten dalam tari modern, juga tari tradisional. Kemudian, untuk menunjukan poin utama dari cerita MIRAH yakni silat, teater keliling menunjuk Adjie Maulana, seorang pesilat dari Perguruan Silat Betawi Tanah Abang, yang sudah menekuni dunia silat sejak tahun 2010 silam, dibantu oleh, Adyo Kumoro Amos, Alam Haqiqi dan Siti Alma.

Musikal Teater MIRAH ini akan berlangsung pada tanggal 22-23 Februari 2025, dengan masing-masing dua sesi, di Taman Ismail Marzuki (TIM) yang juga bekerjasama dengan Teater Keliling untuk membantu mensukseskan pagelaran MIRAH ini. Sesi Tim Jawara dan sesi Tim Pendekar, mulai pukul 14.00 WIB untuk sesi siang dan pukul 19.30 WIB untuk sesi malam. Sampai saat ini, penjualan tiket MIRAH telah berlangsung dengan sukses, presale 1 dan presale 2 habis dalam waktu singkat. 

Mirah, pendekar wanita pertama dari Marunda pada abad ke-18, adalah putri semata wayang Bang Bodong, pendiri Padepokan Silat Marunda. Sejak kecil, ia dilatih silat oleh ayahnya agar tumbuh menjadi wanita kuat. Saat Bang Bodong ingin menikahkannya, Mirah bersikeras hanya akan menerima pria yang mampu mengalahkannya. Pertarungan besar pun terjadi ketika Asni, seorang jawara dari Kemayoran, mencurigai adanya perampok dari Marunda. Dalam duel tersebut, Mirah dan Bang Bodong kalah, hingga akhirnya Bang Bodong menjodohkan Mirah dengan Asni. Selain dikenal sebagai pendekar, Mirah juga menjadi simbol emansipasi wanita karena keberaniannya melawan penjajah dan membebaskan wanita dari perbudakan, menjadikannya sosok yang patut dikenang sepanjang masa.

Melalui pementasan MIRAH ini, Teater Keliling berharap dapat terus ikut berperan dalam mengembangkan teater musikal di Indonesia, memperkenalkan karya-karya lokal yang berkualitas tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga ke dunia internasional, sesuai dengan tagline Musikal Mirah, #MirahkanDunia #SaveMirah. (DAS)