BRTV

brtv-logo
brtv-logo

Hari Pancasila: Megawati dan Prabowo Dekat, Gibran Menjauh?

JAKARTA – BRTV, Momen kebersamaan antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025, menjadi sorotan utama publik dan media. Pertemuan keduanya yang berlangsung di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, terekam hangat dan penuh senyum, menyiratkan sinyal rekonsiliasi pasca pemilu yang memanas.

Sejak awal kedatangan, Prabowo tampak mendatangi Megawati secara langsung, menyapanya sembari menyalami para tokoh yang duduk di barisan depan. Kamera menangkap momen ketika keduanya terlibat percakapan ringan. Tak lama berselang, keduanya duduk berdampingan mengikuti rangkaian acara, termasuk pidato resmi Presiden Joko Widodo.

Pidato Jokowi sendiri menyampaikan pesan kuat tentang pentingnya menjaga semangat persatuan dan gotong royong. “Pancasila bukan hanya dasar negara, tapi juga ruh dari kehidupan berbangsa,” ujar Presiden Jokowi. Dalam konteks itu, kehadiran Megawati dan Prabowo dalam satu forum pun dinilai banyak pihak sebagai representasi konkret dari nilai-nilai tersebut.

Di luar forum, momen ini juga memicu berbagai spekulasi politik. Apakah ini awal dari kemungkinan terbentuknya poros besar nasional? Ataukah sekadar etika kenegaraan? Ketua DPP PDIP Said Abdullah menyambut baik pertemuan tersebut, menyebutnya sebagai bentuk kenegarawanan yang patut diapresiasi.

“Tidak ada dendam politik yang abadi. Yang ada hanya kepentingan rakyat yang lebih besar,” ujar Said dalam wawancara terpisah.

Sementara itu, Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan bahwa partainya membuka ruang komunikasi lebih lanjut dengan PDIP. “Kalau kemudian komunikasi politik yang sehat ini berlanjut, kami tentu menyambut dengan positif. Negara ini butuh sinergi dari semua kekuatan nasional,” ujarnya.

Pengamat politik dari LIPI, Indria Samego, menilai pertemuan tersebut sebagai simbol rekonsiliasi pasca-pemilu. “Ini bukan hanya simbol. Ini adalah pesan penting: bahwa pemilu telah selesai, dan kini saatnya membangun bersama.”

Namun demikian, publik tentu akan menunggu langkah nyata dari pertemuan ini. Apakah akan diikuti kerja sama antarpartai, atau hanya menjadi sekadar momen simbolik tanpa kelanjutan?

Yang jelas, dalam suasana Hari Lahir Pancasila, pertemuan dua tokoh penting Indonesia itu memberi napas segar dalam dinamika politik nasional. Sebuah pengingat, bahwa di atas perbedaan politik, persatuan bangsa harus tetap dikedepankan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *