BRTV

Ngaji Ekologi: Penghayatan Dampak Lingkungan Pesisir

Ketika alam semesta ini sakral, maka sejatinya alam semesta ini dapat menjadi sajadah bagi siapapun yang hendak mengabdi kepada Allah. Maka, alam semesta yang suci ini tak lain adalah sajadah panjang tak berujung.

Bahkan masjid tak terbatas yang disediakan Allah untuk seluruh hamba-Nya yang bersedia mengabdi dan hanya menyembah kepada Allah semata.

Sebuah hadits dari Abu Dzar bahwa Rasulullah bersabda: “Bumi diciptakan untuk kita sebagai sarana menyucikan dan sebagai masjid (tempat bersujud).” (Sunan Abu Dawud 489; Hadits ke-99)

Ahmad Qurtubi selaku Sekretaris Desa Pantai Bahagia turut mengapresiasi kegiatan ini, ia berharap pengajian ini bisa dilakukan di beberapa tempat lainnya.

Qurtubi meneruskan “pengajian ini sangat bermanfaat dan merupakan upaya dalam penyadaran pentingnya penyelamatan lingkungan, apalagi kita berada di kawasan pesisir dengan dampak abrasi yang begitu masif, dan abrasi ini adalah sebuah bencana dan masyarakat begitu tidak memperdulikan, dan salah satu cara untuk mengetahui dampak dari bencana ini adalah melalui kegiatan Ngaji Ekologi ini”.

Ahmad Qurtubi selanjutnya mengajak masyarakat Pantai Bahagia untuk merawat dan menjaga lingkungan dengan keihklasan.

Menumbuhkan kepedulian alam tidak cukup dengan waktu yang sebentar. Menanam pohon dan tidak membuang sampah ke sungai merupakan di antara contoh yang mudah untuk dilakukan.

Di lain tempat, Rino Effendi selaku Polisi Air di Hilir Citarum juga mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Labtek Apung.

Rino Effendi mengajak seluruh masyarakat pesisir di Muaragembong untuk mencintai lingkungan agar ramah terhadap manusia.d

Dari kegiatan Ngaji Ekologi ini Masyarakat dapat tahu cara bagaimana merespon berbagai bencana alam ke depannya.

Rino Effendi berharap Ngaji Ekologi dapat kembali digelar di seluruh kecamatan Muaragembong.

Selain kegiatan tausiyah yang disampaikan oleh Kyai Abdullah Wong, acara ditutup dengan forum diskusi dan buka puasa bersama dari berbagai lintas dari akademisi, pemerintah desa setempat, para tokoh RT, RW, para ulama dan beberapa komunitas seperti Save Mugo dan Lesbumi Kabupaten Bekasi.

Labtek Apung berharap dengan diskusi dari berbagai lintas profesi ini dapat melahirkan pandangan-pandangan baru terkait dengan permasalahan lingkungan di sekitar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *