BRTV

brtv-logo
brtv-logo

Viral! Perdebatan Panas Dedi Mulyadi vs Aura Cinta, Soal Wisuda Bikin Emosi!

BRTV – Viral di media sosial perdebatan antara Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dengan seorang remaja bernama Aura Cinta. Perdebatan ini bermula dari kebijakan larangan wisuda sekolah yang dinilai membebani orang tua siswa.

Dedi Mulyadi mengundang sejumlah warga Kabupaten Bekasi yang terdampak penertiban bangunan liar di bantaran sungai. Salah satunya adalah Aura Cinta, remaja yang sempat viral karena mengkritik penggusuran rumah orang tuanya yang disebut tanpa pemberitahuan.

Dalam pertemuan tersebut, Aura Cinta menyampaikan keluhannya. Ia merasa tidak mendapatkan keadilan karena penggusuran dilakukan tanpa adanya musyawarah terlebih dahulu.

“Kan saya waktu dibikin video TikTok itu, caption-nya bukan untuk kerohiman atau apapun. Saya cuma minta keadilan,” kata Aura.

Dedi Mulyadi, yang akrab disapa Kang Dedi, kemudian mempertanyakan bentuk keadilan yang diinginkan. Ia menjelaskan bahwa keluarga Aura menempati lahan negara yang tidak diperuntukkan untuk pemukiman.

“Saya tanya, kalau Anda tinggal di lahan orang, bayar nggak?” tanya Dedi.

“Bayar,” jawab Aura.

Perdebatan memanas saat pembahasan beralih ke larangan wisuda sekolah. Aura dengan percaya diri menyampaikan pendapatnya bahwa larangan wisuda dianggap tidak adil bagi siswa, termasuk adiknya yang masih bersekolah.

“Kalau sekolah tanpa wisuda, semua orang kan nggak mampu ya, banyak rakyat miskin,” ujar Aura.

Dedi Mulyadi membalas, “Iya, sudah hidup susah di bantaran kali, tapi sekolah mau gaya-gayaan ada wisuda.”

Namun, Aura tetap mempertahankan pendapatnya.

“Lebih tepatnya bukan gitu, Pak. Ini kan biar adil, semua murid bisa merasakan perpisahan wisuda,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia sudah lulus dan akan melanjutkan kuliah.

Aura juga menekankan bahwa wisuda penting untuk membangun kenangan bersama teman-teman sekolah.

“Kalau nggak ada perpisahan, kita nggak bisa ngumpul bareng dan berinteraksi dengan teman-teman,” katanya.

Dedi Mulyadi kembali menanyakan siapa yang menanggung biaya perpisahan tersebut.

“Dari orang tua,” jawab Aura.

Dedi kemudian menegaskan, “Rumah aja nggak punya, kok mau bayar perpisahan?”

Menurut Dedi, kenangan indah sekolah tidak hanya tercipta saat wisuda, melainkan selama proses belajar.

Ia pun menutup perdebatan dengan menegaskan bahwa kebijakan larangan wisuda bertujuan agar tidak membebani rakyat kecil. Dedi juga berjanji akan membantu biaya relokasi bagi warga Kabupaten Bekasi yang terdampak penertiban. (MAS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *