hujan-abu-vulkanik-gunung-merapi

JAKARTA – Sabtu, (11/3/2023) pukul 12.12 WIB Gunung Merapi  mengalami erupsi yang mengakibatkan adanya rentetan awan panas yang berasal dari longsoran kubah lava barat daya.

Awan panas yang muncul menyebabkan turunnya hujan abu ke beberapa lokasi, terutama pada sisi barat laut-utara Gunung Merapi yang mencapai Kota Magelang.

Tercatat sebanyak 19 kali  guguran lava ke arah barat daya dengan jarak luncur maksimal 1.200 m.

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bencana Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di kawasan Rawan Bencana (KRB).

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi saat ini masih fluktuatif dan tercatat hingga (12/3/2023) pukul 15.30 WIB, terdapat 54 kejadian awan panas di Gunung Merapi.

“Saat ini aktivitas vulkanik masih fluktuatif, guguran masih terjadi dan beberapa kejadian terdengar dari pos pengamatan Gunung Merapi Babadan. Hingga tanggal 12 Maret 2023 pukul 15.30 WIB, tercatat 54 kejadian awan panas di Gunung Merapi,” ujar Agus saat Konferensi Pers secara virtual.

Ditambahkan Agus, hujan abu dilaporkan melanda sejumlah daerah di Kabupaten Magelang, Boyolali, Temanggung, Wonosobo dan Banjarnegara.

 “Hujan abu yang terjadi dua hari ini cenderung mengarah ke arah Barat Laut karena memang anginnya mengarah kesana dan yang terjauh dilaporkan hujan abu tipis di Banjarnegara sekitar 96 Km,” ungkap Agus.

Meski masih meletus, status Gunung Merapi masih “SIAGA”. Oleh karena itu rekomendasi bahaya masih relevan dengan kejadian erupsi saat ini.

“Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” ujar Agus.

Lebih lanjut Agus menjelaskan pasokan magma baik dari dalam maupun dangkal masih terus berlangsung dan hal ini dapat memicu terjadinya awan panas di daerah yang berpotensi bahaya.

Awan panas dan longsoran dapat terjadi kapan saja.

“Saat ini masih terjadi hujan dan endapan awan panas yang baru maupun yang lama masih ada ditambah lagi dengan hujan abu yang terjadi beberapa hari ini maka ini menjadikan potensi terjadinya lahar di hulu sungai di sekitar merapi. Hujan juga menimbulkan ketidakstabilan kubah lava karena kami menghimbau kepada masyarakat untuk menghindari beraktifitas di daerah potensi bahaya itu terutama di alur-alur sungai dalam wilayah KRB ketika turun hujan di puncak Merapi,” terang Agus.

Selain masyarakat sekitar, aparat desa juga didorong untuk memperkuat kapasitas guna menghadapi bencana baik saat ini maupun mendatang.

“Dusun-dusun di KRB III termasuk di sektor barat-barat laut dihimbau melakukan upaya penguatan kapasitas menghadapi bencana Gunung Merapi melalui persiapan sarana-prasarana, pelatihan simulasi-simulasi dalam rangka menghadapi bencana Merapi saat ini atau di masa mendatang karena suplai magma masih berlangsung,” pungkas Agus.

Baca juga: Update Terbaru Korban Mengungsi Akibat Longsor Natuna Bertambah

REDAKSI: Alma Magfira

One Response

  1. Pingback: Jelang Ramadhan, Mendagri Minta Pemda Waspadai Kenaikan Harga Pangan dan Transportasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *