JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) prediksi musim hujan akan turun lebih lambat dari biasanya.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat konferensi pers melalui aplikasi Zoom dan live streaming Youtube Info BMKG pada Jumat, (8/9/2023).
“Musim hujan pada tahun 2023/2024 umumnya akan tiba lebih lambat dibandingkan dengan biasanya, curah hujan yang turun pada periode 2023/2024 diprediksi akan bersifat normal dibandingkan biasanya, jadi kurang lebih sama dengan rerata klimatologisnya secara umum,” jelasnya.
Sebagai informasi, pada Februari lalu, BMKG merilis adanya potensi el nino di semester dua tahun 2023 dan memprediksi bahwa musim kemarau akan tiba lebih awal dari biasanya dengan puncaknya pada bulan Agustus hingga September 2023.
Berdasarkan hasil analisis terakhir BMKG, angin timuran yang berasal dari Australia masih tetap aktif hingga November 2023, terutama di Indonesia bagian Selatan. Sementara itu, angin baratan yang berasal dari Benua Asia diprediksi akan datang lebih lambat dari normalnya.
Sehingga awal musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan November 2023, namun karena tingginya keragaman iklim di Indonesia menyebabkan awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah.
Dimana saat ini sebagian wilayah Indonesia telah mengalami musim hujan, kemudian secara bertahap akan mendominasi wilayah Indonesia pada periode Maret hingga April 2024.
Sebagai tambahan, Ardhasena Sopaheluwakan selaku Deputi Klimatologi BMKG meminta masyarakat untuk tetap melakukan antisipasi terhadap kemungkinan curah hujan yang tinggi.
“Jadi walaupun sifatnya itu normal dalam satu musim, tetapi karena hujannya mundur, maka ada kemungkinan seperti yang sudah terverifikasi dalam prediksi yang kami sampaikan bahwa pada bulan-bulan puncak, terutama Januari dan Februari itu akan terdapat curah hujan yang tinggi,” pungkasnya.
Menurutnya, sifat hujan yang normal belum tentu akan menghasilkan curah hujan yang biasa-biasa saja, namun juga terdapat kemungkinan terjadinya curah hujan tinggi.
BMKG juga turut mengimbau agar semua pihak, termasuk masyarakat, KLPD, dan institusi terkait lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan adanya dampak musim hujan atau potensi terjadinya bencana hidrometeorologi, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan di atas normal.
Selain itu, BMKG meminta masyarakat untuk mengakses Info BMKG untuk mendapatkan peringatan dini potensi terjadinya hujan lebat maupun ekstrem, agar wilayah yang diprediksi akan terdampak dapat segera melakukan aksi dini guna mencegah terjadinya bencana dan kerugian yang dapat ditimbulkan.
Baca juga: Tes Viral Load HIV sebagai Komitmen dalam Akselerasi Upaya “Ending AIDS” pada 2030
Redaksi: Afla Nabila
Editor: Moch Andriansyah