Panas Ekstrem Melanda Wilayah AS dan Eropa
Seorang turis membawa kipas untuk menghadapi gelombang udara panas saat suhu mendekati 40 derajat Celcius di Ibu Kota Italia, Roma.


AS – Cuaca panas ekstrem diperkirakan akan terus melanda AS dan Eropa hingga beberapa hari ke depan. Akan ada lebih dari 100 juta orang Amerika masih akan menghadapi dengan cuaca panas berkepanjangan hingga pekan ini.

Lembaga Prakiraan Cuaca Nasional (National Weather Forecast) AS merilis laporan peringatan panas untuk berbagai kota di seluruh negeri.

Tekanan udara yang tinggi menimbulkan adanya panas ekstrem. Kepala Ahli Meteorologi Kantor Prakiraan Cuaca Nasional di Phoenix, Sean Benedict, mengimbau seluruh masyarakat untuk mulai beradaptasi dan membatasi kegiatan di luar ruangan.

Pasalnya panas yang ekstrem ini membunuh lebih banyak orang setiap tahunnya di AS daripada bencana banjir ataupun badai.

“Panas ekstrem ini membunuh orang empat kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan dingin esktrem. Sehingga kondisi ini memiliki dampak yang sangat serius terhadap kesehatan, terutama orang-orang yang bekerja di luar ruangan. Harus sangat berhati-hati agar tak mengalami kelelahan akibat panas terkena sengatan panas“, jelas Direktur LSM Climate Communication, Susan Joy Hassil. 

Sementara itu, Ilmuwan Aplikasi Iklim Badan Antariksa Eropa (ESA), Clement Albergel, menyampaikan bahwa heatwave (gelombang panas) berikutnya diprediksi akan melanda Eropa bagian Selatan.

Ia juga mengatakan bahwa kenaikan suhu panas yang akan mencetak rekor dalam sejarah ini juga diprediksi akan terjadi di seluruh dunia selama beberapa hari ke depan, yang akan memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari kesehatan akibat panas, dehidrasi parah, hingga peningkatan risiko serangan jantung dan stroke.

“Kita harus beradaptasi. Memang benar, masyarakat harus beradaptasi terhadap suhu yang akan menjadi “kenormalan” baru dari  tahun ke tahun. Akibat perubahan iklim, kita bisa merasakan bahwa gelombang panas yang terjadi intensitasnya semakin sering, semakin panas dan semakin lama. Apa yang sudah kita alami tahun lalu dan sekarang adalah sekilas gambaran iklim kita di masa depan”, terang Albergel.

Baca juga: Pertunjukan Pesona Bekasi Keren Meriahkan Karnaval dan Pawai Budaya Rakernas XVI Apeksi 2023

Redaksi: Niken Hapsari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *