
Jakarta – Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) PPIH Terintegrasi Tahun 1446 H / 2025 M. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi dan kesiapan petugas haji dalam memberikan pelayanan terbaik bagi jamaah di tanah suci.
Ketua Panitia, Musta’in Ahmad, dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 506 peserta dari unsur Kementerian Agama dan berbagai instansi terkait lainnya. Ia menegaskan bahwa bimbingan teknis ini sangat penting dalam menghadapi dinamika penyelenggaraan ibadah haji.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tugas dan tanggung jawab petugas, memastikan kesiapan fisik, mental, dan spiritual mereka, serta mendorong koordinasi antar instansi demi efektivitas pelayanan,” ujarnya.
Selain itu, penggunaan teknologi informasi dan pengembangan strategi komunikasi selama masa penugasan juga menjadi fokus utama dalam bimtek tahun ini.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI, Lilik Marhaendro Susilo, dalam sambutannya menyoroti pentingnya aspek kesehatan dalam mendukung keberhasilan tugas petugas haji. Menurutnya, perlindungan kesehatan jamaah harus menjadi prioritas, mulai dari vaksinasi sesuai persyaratan Arab Saudi, hingga kehadiran tenaga medis profesional di lapangan.
“Kesehatan jamaah merupakan tanggung jawab bersama. Karenanya, kesiapan para petugas kesehatan menjadi ujung tombak dalam memberikan perlindungan maksimal,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Utama Badan Penyelenggaraan Haji RI, Teguh Dwi Nugroho, menekankan pentingnya penyelenggaraan haji yang profesional dan berkualitas, sesuai amanat Undang-Undang Dasar. Ia juga menambahkan bahwa strategi pasca-pelaksanaan haji perlu disiapkan secara matang untuk menjaga keberlanjutan pelayanan yang prima.
Apresiasi diberikan kepada seluruh pihak yang telah bekerja sama dalam mendukung penyelenggaraan ibadah haji dan umrah tahun ini.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Prof. H. Hilman Latief, M.A., Ph.D., turut memberikan update penting mengenai perkembangan haji 2025. Beberapa poin yang disampaikannya antara lain:
• Kesempatan pendaftaran haji bagi lebih dari 50.000 calon jamaah.
• Perpanjangan waktu pelunasan biaya haji.
• Undangan kepada 60.000 calon jamaah cadangan untuk mengisi kuota kosong.
• Penurunan angka jamaah wafat dibanding tahun sebelumnya sebagai indikator meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan.
• Penerapan kebijakan istito’ah berupa garansi kesehatan.
• Penetapan delapan syarikah (operator) yang akan melayani jamaah umrah tahun ini.
Dengan adanya bimbingan teknis ini, pemerintah berharap seluruh petugas memiliki pemahaman menyeluruh dan siap menjalankan tugasnya secara profesional, demi memberikan pelayanan yang aman, nyaman, dan berkualitas bagi seluruh jamaah haji Indonesia. (MAS)