BRTV

brtv-logo
brtv-logo

Wakil Menteri Investasi Dorong Kemandirian Indonesia dengan Produksi Katalis Lokal di Cikampek

Cikampek, Jawa Barat – Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Toduta Pasaribu, melakukan kunjungan untuk mengecek produksi pertama dua katalis baru di PT Katalis Sinergi Indonesia yang berlokasi di Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Dalam kesempatan ini, Pasaribu menegaskan pentingnya keberadaan pabrik katalis ini untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor katalis, yang selama ini menjadi komoditas vital dalam industri pengolahan bahan bakar.

“Dengan adanya pabrik katalis ini, Indonesia dapat mencapai kemandirian dalam memproduksi katalis secara lokal, tanpa perlu bergantung pada impor. Ini adalah langkah yang sangat penting bagi kita untuk mendukung riset anak bangsa dan memperkuat industri dalam negeri. Pemerintah harus benar-benar mendukung inisiatif seperti ini, karena produk yang dihasilkan adalah hasil inovasi dan riset kita sendiri,” ujar Toduta Pasaribu.

Toduta Pasaribu juga menekankan bahwa pemerintah harus segera menghentikan impor katalis apabila produk ini bisa dipenuhi dari dalam negeri. Ia menambahkan, “Tidak ada alasan bagi importir untuk terus mengimpor katalis dengan harga yang tidak wajar, sementara kita sudah mampu memproduksinya sendiri di tanah air. Pemerintah akan memastikan ini menjadi prioritas.”

Dua Jenis Katalis untuk Dukungan Energi Terbarukan

Pada kesempatan yang sama, Toduta Pasaribu menjelaskan bahwa dua jenis katalis yang diproduksi oleh PT Katalis Sinergi Indonesia ini memiliki peran penting dalam mendukung produksi bahan bakar nabati. Katalis pertama adalah SGB 7, yang dirancang untuk industri biofuel atau bahan bakar organik. Sementara itu, ME-Kat 200 adalah katalis yang digunakan untuk mengubah metil ester atau minyak nabati menjadi alkohol lemak, yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar.

“Produk ini akan mendukung sektor energi terbarukan, selaras dengan misi pemerintah untuk migrasi ke energi yang ramah lingkungan. Bahan bakar nabati akan menjadi pilihan alternatif selain kendaraan listrik, dan pabrik ini akan berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan energi Indonesia,” tambah Toduta Pasaribu.

Dukungan Sinergi untuk Kemajuan Bangsa

Pabrik ini merupakan hasil sinergi antara berbagai pihak, termasuk Institut Teknologi Bandung (ITB), Pertamina, dan Pupuk Kujang. PT Katalis Sinergi Indonesia memiliki kapasitas produksi 800 ton per tahun dan terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

“Dengan adanya pabrik ini, kita menunjukkan bahwa Indonesia bisa mandiri dalam memproduksi katalis, menggantikan ketergantungan pada produk impor. Ini adalah langkah maju dalam mendukung kemajuan riset dan penemuan ilmuwan Indonesia,” ujar Toduta Pasaribu.

Mendorong Penghentian Impor Katalis

Pasaribu menegaskan pentingnya dukungan pemerintah dalam menghentikan impor katalis. Ia menegaskan bahwa dengan produksi dalam negeri yang sudah ada, tidak ada alasan bagi para importir untuk terus bermain-main dengan harga atau terus mengandalkan impor katalis. “Ini adalah produk riset anak bangsa dengan material dan pabrik yang ada di Indonesia. Pemerintah harus mendukung penuh dan memastikan ketergantungan pada impor harus dihentikan,” tegas Toduta Pasaribu.

Prospek Bahan Bakar Nabati di Masa Depan

Katalis yang diproduksi di PT Katalis Sinergi Indonesia ini diproyeksikan untuk banyak digunakan dalam pengembangan bahan bakar nabati di masa depan, yang akan menjadi pilihan utama selain kendaraan listrik dalam mendukung keberlanjutan energi di Indonesia.

Dengan keberadaan pabrik ini, Indonesia kini dapat memproduksi katalis dalam negeri yang sebelumnya harus diimpor. Ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada impor tetapi juga memperkuat kemandirian industri energi di dalam negeri. (MAE/MAS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *