DEMO APDESI

BRTV – Massa yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) tumpah ruah di depan gedung DPR RI serta memblokade ruas tol dalam kota yang berada di depan gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta.

Aksi tersebut digelar di depan kompleks DPR/MPR RI Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024) pagi, demo ini berjalan hingga sore hari dan berakhir ricuh.

Informasi blokade ini disampaikan oleh Polda Metro Jaya di akun sosial media X @TMCPoldaMetro, Rabu (31/1) 

“Disampaikan kembali kepada masyarakat pada 31 Januari 2024 pukul 12.23 di depan Gedung DPR/MPR, sampai saat ini tol dan arteri sudah ditutup oleh massa,” kata Kabag Ops Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Karosekali dalam video yang diunggah.

Unjuk rasa ini berisi tuntutan kepada DPR untuk segera mengesahkan Revisi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Ini bukan pertama kalinya Apdesi mengadakan unjuk rasa, Sebelum-sebelumnya, massa Apdesi juga pernah demo dengan tuntutan yang sama yakni meminta agar DPR segera mengesahkan Revisi Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Unjuk rasa ini berakhir ricuh dengan massa yang membakar spanduk hingga melemparkan botol ke arah petugas, memaksa untuk masuk ke dalam gedung DPR.

Aksi semakin memanas ketika massa memblokade ruas Tol Dalam Kota, tepatnya di depan gedung DPR RI.

Hingga semakin sore, aksi unjuk rasa ini semakin memanas, para aksi unjuk rasa merusak tembok pagar gedung DPR dengan palu bogem hingga rusak.

Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan pihaknya menerjunkan sebanyak 2.304 personel gabungan untuk mengamankan aksi demo Apdesi tersebut.

“Pasukan nantinya akan ditempatkan di DPR dan sekitarnya. Kami juga mengantisipasi jangan sampai nanti massa masuk dan menutup jalan tol yang berada di depan Gd. DPR. Pemadam Kebakaran sudah kami siapkan untuk mengantisipasi bila nanti massa melakukan aksi bakar ban.” Ujar Kombes Susatyo Purnomo Condro.

Susatyo turut mengimbau kepada massa aksi untuk melakukan unjuk rasa secara tertib, tidak anarkis, sweta menjaga keamanan dan ketertiban.

Baca juga: Kerusuhan Pecah di Papua Nugini Akibat Gaji PNS Dipotong

Redaksi: Anggita Ayu Satiti

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *