JAKARTA – Selasa, (14/3/2023) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengingatkan pemerintah daerah (Pemda) untuk mewaspadai kenaikan harga pangan dan transportasi jelang Ramadhan.
Hal itu disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian inflasi Daerah Hibrida dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP), Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (13/3/2023).
“Intinya kalau kita melihat bahwa yang perlu kita antisipasi komoditas menjelang Ramadhan ini, daging sapi, daging ayam ras, cabai merah itu di 88 kota, dan juga sudah mulai transportasi, baik yang berhubungan dengan logistik maupun persiapan pulang kampung untuk yang mau lebaran,” ujar Mendagri.
Melihat tren data dari tahun-tahun sebelumnya, kata Mendagri, jelang Ramadhan komoditas pangan dan jasa transportasi selalu meningkat.
Karena itu, ia memberikan perhatian khusus kepada beberapa pemerintah daerah, antara lain Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara (Sultra), dan Maluku.
Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) telah terjadi kenaikan harga komoditas yang cukup signifikan di daerah.
Selain itu, Mendagri juga memberikan perhatian kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buton Utara yang mencatatkan nilai Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar 12,32 persen.
Komoditas yang paling banyak menyumbang kenaikan harga di Buton Utara adalah cabai rawit, beras, dan ikan kembung.
Dalam kesempatan itu, Mendagri juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Pangandaran yang berhasil mencatatkan nilai IPH minus 6,62 persen.
“Kita ucapkan apresiasi pada Kabupaten Pangandaran karena IPH nya rendah. Nanti kita juga akan cari tahu kira-kira masalahnya atau resepnya apa, sehingga terjadi kenaikan yang sangat tinggi di Buton Utara, dan Pangandaran ini sangat rendah sekali,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mendagri mendorong Pemerintah Daerah untuk melakukan urban farming agar kemandirian produksi pangan seperti cabai dapat membantu masyarakat dengan menyediakan bibit dan pembiayaan lain yang dibutuhkan.
Terlebih, program ini juga didukung dengan langkah cepat TNI/Polri dalam hal gerakan menanam.
“Saya lihat juga langsung di Kota Makassar, semua gang-gang juga banyak melakukan urban farming, dibantu oleh wali kota dengan polybag-polybag, sehingga ada kemandirian di bidang cabai. Apalagi di kabupaten banyak lahan sebetulnya, tinggal intervensi orangnya dan dibantu biayanya dan bibitnya,” tandasnya.
Baca juga: Erupsi Merapi, Awan Panas Guguran Masih Berlanjut
REDAKSI: Alma Magfira
One Response