Kemlu: Pernyataan Menteri Israel Berbahaya dan Ekspansionis

JAKARTA – Kamis, (23/3/2023) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengecam pernyataan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich yang menolak eksistensi Palestina.

Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri Bagus Hendraning Kobarsyih mengatakan kepada VOA pada Rabu (22/3/2023) bahwa pernyataan Smotrich menyangkal dan mengabaikan hak untuk hidup rakyat Palestina dan cenderung mengancam integritas teritorial Yordania.

Pernyataan Smotrich, tambahnya sangat berbahaya dan memicu kekerasan jika tidak ditangani dengan baik.

Dia mengatakan gagasan Smotrich mengacu pada ide dasar gerakan Zionis, yaitu pembentukan negara Israel Raya yang mencakup Palestina, Yordania, Mesir, Suriah, dan Irak.

“Ini sangat ambisius dan sangat ekspansionis dan dia tidak menghargai kedaulatan negara lain. Dia juga mengabaikan perjanjian perdamaian antara Yordania dengan Israel pada tahun 1994, dimana diakui wilayah Yordania dan mengakui Yordania sebagai pengampu wilayah Yerusalem yang menjadi kota suci tiga agama,” tutur Bagus.

Berbicara pada konferensi pers di Prancis, Smotrich mengatakan tidak ada sejarah atau budaya Palestina dan tidak ada yang namanya Bangsa Palestina.

Dia juga memprovokasi kemarahan Yordania dengan berbicara di podium yang ditutupi dengan variasi bendera Israel yang menunjukkan negara Israel dengan perbatasan yang diperluas yang mencakup Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza, dan Yordania.

Ia menegaskan, pernyataan Smotrich tersebut merupakan kesempatan bagi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dan Liga Arab untuk menyatukan sikap, berkolaborasi untuk menekan Israel agar mematuhi kesepakatan yang telah disepakati, khususnya mengenai solusi dua negara.

Menurut Bagus, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Smotrich, dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir mereka, kata Bagus, hanya ada satu negara, yaitu Israel, orang-orang Palestina harus keluar dari sana.

Ketiga elit itu, lanjutnya, hanya mengenal pembahasan kekerasan, bukan perdamaian, Israel juga mengerahkan kekuatan militer untuk operasi keamanan saat ini di Tepi Barat dan korban warga sipil, termasuk lanjut usia, wanita, dan anak-anak. 

Oleh karena itu, kata Bagus, Indonesia akan terus mendukung perjuangan Palestina dan kedaulatan wilayah negara Arab lainnya.

Indonesia juga akan mendorong solusi dua negara untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina dan bersuara di berbagai forum Internasional. Indonesia menentang segala bentuk aneksasi, agresi dan intervensi.

Pengamat Timur Tengah Universitas Indonesia Agung Nurwijoyo, mengatakan sikap dan pernyataan Smotrich kontraproduktif dengan gagasan perdamaian.

“Kalau memang gagasannya yang selama ini didengungkan adalah solusi dua negara, artinya itikad-itikad untuk hidup berdampingan itu atau secara sederhananya eksistensinya (Palestina) diakui harusnya ada,” jelasnya.

Terkait perkembangan terkini, Agung menilai peluang untuk memulai kembali proses negosiasi antara Palestina dan Israel semakin jauh. Karena satu faktor kunci, para pengambil keputusan di Palestina dan Israel sama-sama belum menunjukkan keinginan untuk duduk bersama.

Pages: 1 2

One Response

  1. Pingback: Menteri Basuki Promosikan Gelaran World Water Forum ke-10 Bali di Markas PBB New York

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *