Piala Dunia U-20 di Indonesia, Antara Ukir Prestasi dan Ancaman Sanksi

JAKARTA – Selasa, (28/3/2023) Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI) berusaha menjaga hubungan agar Indonesia tidak dikucilkan pasca keputusan FIFA membatalkan proses pengundian atau pengundian peserta Piala Dunia U-20 di Bali pada pekan depan.

Federasi Sepak Bola Dunia FIFA akhir pekan lalu mengumumkan pembatalan proses drawing atau pengundian peserta Piala Dunia U-20 yang seharusnya digelar di Bali pada 31 Maret mendatang.

Menurut anggota Komite Eksekutif Asosiasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) Arya Sinulingga, belum jelas apa yang menyebabkan FIFA mengambil langkah tersebut, tetapi diduga kuat karena penolakan besar-besaran tim Israel ke kompetisi tersebut.

“Kemarin kami sudah mendapat informasi dari FIFA yang memang menyebutkan bahwa drawing di Bali telah dibatalkan. Ini adalah informasi yang kami dapat dari FIFA. Memang kami belum mendapat surat resmi dari FIFA, tetapi pesannya jelas karena adanya penolakan dari Gubernur Bali, yang menolak tim Israel sehingga dengan sendirinya drawing tidak bisa dilaksanakan,” ujar Arya.

Lebih lanjut, Arya mengatakan tugas utama PSSI saat ini adalah menjaga hubungan baik agar Indonesia tidak terkucilkan dari dunia internasional pasca pembatalan drawing ini.

Hal ini penting karena jika pertandingan bergengsi tersebut dibatalkan, bisa saja ada sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada Indonesia, termasuk penurunan peringkat klasemen, larangan menjadi tuan rumah lagi di masa depan, atau tidak dapat bersaing di acara olahraga dunia lainnya, seperti Piala Dunia, Piala Asia, atau Olimpiade.

“Saat ini kami sedang memikirkan cara supaya Indonesia, khususnya sepak bola Indonesia di dunia tidak dikucilkan dalam sebuah ekosistem sepak bola,” ungkap Arya.

PSSI Kembali Dekati Kepala Daerah Yang Tolak Timnas Israel

Selain itu, PSSI juga berusaha keras menjalin komunikasi dengan kepala daerah yang secara resmi menolak kehadiran tim Israel di pertandingan dunia. 

Gubernur Bali I Wayan Koster menjadi kepala daerah pertama yang secara resmi menolak kedatangan timnas Israel untuk bertanding di Bali, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Alasan kedua gubernur itu adalah untuk menggarisbawahi dukungan dan komitmen untuk kemerdekaan Palestina.

Persiapan Terus Dilakukan 

Wali Kota Solo, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka, mengaku menghormati sikap para gubernur, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Namun sebagai salah satu tuan rumah, ia akan terus melakukan persiapan.

“Monggo, silakan. Saya menghargai semua pendapat dari para gubernur. Tugas saya menyiapkan venue Piala Dunia U20 di Solo,” ujar Gibran.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkot Dispora, Rini Kusumandari, mengatakan sejauh ini sudah ada 30 personel tim FIFA yang mengecek seluruh venue U-20 di Solo.

Hasil pemeriksaan akhir ini akan menjadi bahan rekomendasi FIFA untuk memilih venue.

“Catatan inspeksi FIFA sebelumnya sudah kita kerjakan. Selesai semua.Kita masih menunggu hasil resmi rekomendasi FIFA. Sekitar tiga hari sampai seminggu. Saya kan belum tahu hasil resminya. Menurut kami, overall semua aman. Ada 30 orang dari FIFA, 20 orang LOC. Ya pengecekan akhir. Tim teknis semua dan ahli di bidangnya. Termasuk Manajer dari FIFA”, jelas Rini saat ditemui di Stadion Manahan, Sabtu 25/3.

Ia menambahkan, pihaknya telah mengikuti hasil evaluasi tim FIFA pada Januari lalu dengan merenovasi stadion kecil, menata ulang area parkir, dan menyediakan fasilitas bagi penyandang disabilitas.

Dua bus yang dikawal mobil polisi memasuki kompleks Gelora Manahan akhir pekan lalu.

Puluhan orang yang mengenakan kaos bertuliskan FIFA di atasnya tampak menyebar ke berbagai lokasi di dalam dan di luar stadion. Tim dari INAFOC, PSSI dan Pemkot Solo terlihat mendampingi mereka.

Baca juga: Vladimir Putin Akan Tempatkan Nuklir Taktis di Belarus

REDAKSI: Alma Magfira

One Response

  1. Pingback: Jumlah Pemudik Diprediksi Meningkat, Pemerintah Tambah Cuti Bersama Lebaran 2023

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *