JAKARTA – Rabu, (22/3/2023) Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berlangsung, ditandai dengan suplai magma yang masih berlangsung baik dari dalam maupun dangkal, yang masih berlangsung dan dapat memicu awan panas di daerah yang berpotensi bahaya.

Masyarakat diminta tetap tenang dan waspada karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tergolong normal dan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tidak menaikkan status gunung tersebut.

“Karena erupsi Gunung Merapi 2021-2023 diantaranya adalah tipe erupsi bersifat efusif yang didahului oleh erupsi-erupsi freatik, suplai magma baik dari dalam maupun dangkal masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas di dalam daerah potensi bahaya. Awan Panas dan guguran dapat terjadi sewaktu-waktu,” ujar Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto.

aktivitas vulkanik gunung merapi

Menurut Sugeng, terjadinya awan panas longsoran masih sulit diprediksi dari segi waktu terjadinya namun dapat diperkirakan potensi bahayanya.

“Untuk meminimalisir kerugian dan menghindari korban akibat erupsi ini adalah dengan cara meningkatkan keakuratan dan kecepatan asesmen bahaya serta memastikan masyarakat dapat merespon peringatan dini dengan cepat dan tepat,” lanjut Sugeng.

Sugeng mengungkapkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 km.

Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km.

Sedangkan lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif dapat mencapai radius 3 km dari puncak.

Karena aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih berlangsung dan masih mengeluarkan lontaran abu vulkanik, Kepala Badan Geologi meminta agar masyarakat dan pemerintah mengantisipasi gangguan abu vulkanik yang meskipun tidak menimbulkan bahaya langsung, cukup berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Warga yang terdampak hujan abu tidak serta merta harus mengungsi.

Berdasarkan hasil pemantauan Badan Geologi, untuk saat ini aktivitas erupsi Gunung Merapi didominasi oleh guguran lava yang terjadi sekitar 150 kejadian/hari dan tampak pijar pada malam hari.

Aktivitas kegempaan internal masih tinggi. Data 1 minggu terakhir tercatat, gempa vulkanik dalam (VTA) lebih dari 1 kali per hari, vulkanik dangkal (VTB) 3 kejadian per hari dan multifase (MP) terjadi 26 kejadian per hari.

Data deformasi tiltmeter lereng utara menunjukkan adanya perubahan kemiringan pada akhir Desember 2022. Data deformasi GPS baseline selatan-utara (LABH-JRKH) juga menunjukkan ada inflasi sejak akhir Desember 2022.

“Kenaikan ini menunjukkan adanya suplai magma dari dalam masih berlangsung. Pasca awan panas guguran (APG), aktivitas saat ini dominan pertumbuhan kubah lava dan kejadian guguran. Badan Geologi akan menyampaikan peringatan dini langsung kepada warga melalui Broadcast SMS dan WA kepada Kepala Dusun, melalui radio VHF, telepon, dan semua moda komunikasi yang memungkinkan. Sirine menjadi tanda peringatan dini yang lugas untuk evakuasi,” tutup Sugeng.

Baca juga: Baznas Bazis DKI Jakarta mengadakan kegiatan Pawai Tarhib Ramadhan

REDAKSI: Alma Magfira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *