YAMAN – Kamis, (13/4/2023)  di Yaman, menjelang dan selama bulan suci Ramadan, penjual jasa restorasi Al-Qur’an dibanjiri pelanggan.

Mereka memperbaiki kondisi kitab suci, menjilidnya ke kondisi aslinya.

Permintaan untuk restorasi Al-Qur’an tinggi menjelang dan selama Ramadan ketika umat Islam berpuasa dan membaca Al-Qur’an lebih banyak.

Untuk memenuhi permintaan, penjilid buku tradisional di ibukota Yaman, Sana’a, bekerja sepanjang waktu untuk mengembalikan puluhan buku Al-Qur’an yang rusak.

Di kota tua Sana’a, penjilidan buku Hashim al-Siraji menggambarkan proses restorasi dengan sangat rinci.

“Untuk menjilid kitab, kita mulai dengan merekatkan kertas dan kain jenis tertentu pada kitab. Setelah direkatkan, kita jahit,” ungkapnya.

Kemudian, Hasyim menambahkan kertas keras pada sampul depan dan belakang kitab. Tak ketinggalan, ia memberikan pita sebagai pembatas buku.

“Setelah selesai dijahit dengan benang katun dan nilon, kita gunakan bahan kulit untuk punggung kitab dan direkatkan dengan menggunakan lem buatan lokal,” lanjutnya.

Hashim kemudian memasukkan kitab yang dipulihkan ke dalam mesin pres untuk membuat perekat lebih kuat.

Jika tidak ditekan cukup keras, kata Hasyim, penutup akan bergeser. Belum selesai. Kitab yang masih di dalam mesin penekan, kemudian dijemur 24 jam.

Ibrahim al-Zaidi memiliki beberapa salinan Al-Qur’an yang perlu dipulihkan. Dari distrik Shibam di Kawkaban, Provinsi al-Mahweet, sekitar 115 kilometer sebelah barat Sana’a, ia datang ke Hashim al-Siraji untuk memperbaiki Al-Qur’an yang telah terlepas dari jilidnya.

“Saya membawa 47 salinan Al-Qur’an untuk diperbaiki, karena sebagian dari kitab-kitab Al-Qur’an itu rusak. Dan kami mengambil salinan Al-Qur’an yang rusak dari masjid mana saja untuk diperbaiki dengan biaya kami. Selama Ramadan, khususnya, semua orang ingin membaca (Al-Qur’an),” ujar Ibrahim.

Restorasi Al-Qur’an Marak Selama Ramadan di Yaman

Fuad Abdullah juga menjual jasa restorasi Al-Qur’an. Dia menunjukkan setumpuk Al-Qur’an untuk diperbaiki.

“Ini adalah contoh dari buku yang dipulihkan. Sekarang sudah baik dan terikat dengan baik. Lihat betapa fleksibelnya buku ini setelah dijahit, tetapi yang ini belum diikat. Buku ini bisa robek.”

Selama Ramadan, umat Islam memenuhi koridor Masjid Agung Sana’a. Salah satunya adalah Muhsen al-Emad yang didampingi oleh gurunya.

“Kami sedang mengkaji kitab suci Al-Quran. Dia adalah guru dan saya adalah murid. Dia mengajari saya aturan tajwid. Semoga Allah merahmati,” harap Muhsen

Jemaah lain, Muhammad al-Jundubi. “Terima kasih Allah bahwa orang-orang Yaman merawat Al-Qur’an dan melestarikannya dalam hal mengikat kembali kitab ini, menghormatinya, merenungkan maknanya, mengikuti parameter apa yang diizinkan dan apa yang dilarang dan mematuhi apa yang Allah katakan,” ujarnya.

Muslim juga memenuhi ratusan masjid di sekitar ibukota Yaman. Mereka berdoa, berdoa, dan membaca Al-Qur’an.

Baca juga: Kemlu Pulangkan 30 WNI Korban TPPO di Vietnam

REDAKSI: Alma Magfira

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *