NTT – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengantisipasi masyarakat untuk bersiap menghadapi musim kemarau yang lebih ekstrem.
Pemerintah mengimbau agar masyarakat lebih menghemat penggunaan air bersih dan menanam varietas tanaman yang dapat bertahan dengan cuaca panas.
Koordinator Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur, Fera Adrianita menerangkan, berdasarkan hasil analisis dan laporan per tanggal 20 Mei 2023 lalu, seluruh zona musim di NTT telah memasuki periode musim kemarau.
Ada sebanyak 19 Kabupaten dan Kota yang berstatus waspada karena sudah 21 hari tidak turun hujan. Sedangkan dua Kabupaten diantaranya Alor dan Sumba Timur sudah masuk dalam status siaga.
“yang berstatus siaga itu ketika suatu wilayah tidak mengalami turun hujan sudah lebih dari 30 hari dan peluang curah hujan berada di bawah 20 milimeter per dasarian lebih dari 70 persen “, jelas Fera.
Sementara diperkirakan peluang curah hujan di bawah 20 milimeter di wilayah NTT berada di angka lebih dari 70 persen hingga dasarian 1 Juni 2023.
Jika terjadi, kondisi tersebut akan berdampak pada sektor pertanian dengan sistem cadangan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih dan rentannya kebakaran.
Terhitung sejak 26 April 2023, Pemerintah Provinsi NTT sejak 26 April 2023 lalu telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan.
Maka dari itu, atas kondisi anomali cuaca dan periode EL Nino yang sudah menyerang beberapa wilayah di Indonesia, masyarakat diminta waspada dan melakukan upaya mitigasi untuk menghadapi segala kemungkinan buruk yang akan terjadi.
Baca Juga : Perdana, Kereta Api Layani Rombongan Jemaah Haji Kabupaten Labuhanbatu dengan KLB
Redaksi: Niken Hapsari